13 April, 2009

Pemilu 2009

Pemilu Legislatif telah selesai, tinggal menunggu waktu penetapan pemenang. Betapa besarnya pelaksanaan sebuah pesta demokrasi di bumi pertiwi ini yang menghabiskan biaya yang sangat besar pula, banyaknya korban jiwa dari berbagai pihak, ada Caleg yang setres bahkan meninggal dunia, KPPS yang kelelahan, belum lagi korban pada saat berlangsungnya pelaksanaan kampanye. Kursi selalu kosong, tetapi selalu jadi rebutan para caleg-caleg. Apakah ini merupakan sebuah demokrasi ? Ironisnya yang kalah masih tetap mempermasalahkan kecurangan-kecurangan terhadap KPU. Padahal KPU telah mempercayakan kepada KPPS-KPPS, yang notabene tidak semua KPPS memiliki kemampuan yang sama, tentunya berbeda-beda, apalagi bila terjadi di pedalamam yang serba kekurangan dan keterbatasan.
Ketua KPPS dijejeli dengan Berita Acara yang harus dibuat masing-masing rangkap 5 (lima) untuk masing-masing, DPR-DPD Pusat, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota, sehingga berjumlah 15 eksemplar. Belum lagi ditambah sejumlah saksi-saksi yang hadir, bila dari 10 saksi yang hadir saja, tentunya harus ditambah 30 eksemplar lagi. Tentunya bisa anda bayangkan dari 44 partai pengikut pemilu semua saksi hadir ditambah lagi saksi dari DPD, wah.. wah.. pastinya yang namanya TPS Penuh dengan para saksi saja.
Itulah sebuah potret demokrasi yang ada di negeri tercinta ini yang beraneka ragam budaya dan bangsa.